Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan

Kamis, 29 Juli 2010

ANTI ISLAM MASUK ISLAM

Tokoh Propaganda Anti-Islam di Swiss Menjadi Muslim! (Subhanallah)

Quantcast

Daniel Streich, politikus Swiss, yang tenar karena kampanye menentang pendirian masjid di negaranya, tanpa diduga-duga, memeluk Islam.
Streich merupakan seorang politikus terkenal, dan ia adalah orang pertama yang meluncurkan perihal larangan kubah masjid, dan bahkan mempunyai ide untuk menutup masjid-masjid di Swiss. Ia berasal dari Partai Rakyat Swiss (SVP). Deklarasi konversi Streich ke Islam membuat heboh Swiss.
Streich mempropagandakan anti-gerakan Islam begitu meluas ke senatero negeri. Ia menaburkan benih-benih kemarahan dan cemoohan bagi umat Islam di Negara itu, dan membuka jalan bagi opini publik terhadap mimbar dan kubah masjid.
Tapi sekarang Streich telah menjadi seorang pemeluk Islam. Tanpa diduganya sama sekali, pemikiran anti-Islam yang akhirnya membawanya begitu dekat dengan agama ini. Streich bahkan sekarang mempunyai keinginan untuk membangun masjid yang paling indah di Eropa di Swiss.
Yang paling menarik dalam hal ini adalah bahwa pada saat ini ada empat masjid di Swiss dan Streich ingin membuat masjid yang kelima. Ia mengakui ingin mencari “pengampunan dosanya” yang telah meracuni Islam. Sekarang adalah fakta bahwa larangan kubah masjid telah memperoleh status hukum.
Abdul Majid Aldai, presiden OPI, sebuah LSM, bekerja untuk kesejahteraan Muslim, mengatakan bahwa orang Eropa sebenarnya memiliki keinginan yang besar untuk mengetahui tentang Islam. Beberapa dari mereka ingin tahu tentang hubungan antara Islam dan terorisme; sama halnya dengan Streich. Ceritanya, ternyata selama konfrontasi, Streich mempelajari Alquran dan mulai memahami Islam.
Streich adalah seorang anggota penting Partai Rakyat Swiss (SVP). Ia mempunyai posisi penting dan pengaruhnya menentukan kebijakan partai. Selain petisinya tentang kubah masjid itu, ia juga pernah memenangkan militer di Swiss Army karena popularitasnya.
Lahir di sebuah keluarga Kristen, Streich melakukan studi komprehensif Islam semata-mata untuk memfitnah Islam, tapi ajaran Islam memiliki dampak yang mendalam pada dirinya. Akhirnya ia malah antipati terhadap pemikirannya sendiri dan dari kegiatan politiknya, dan dia memeluk Islam. Streich sendiri kemdian disebut oleh SVO sebagai setan.
Dulu, ia mengatakan bahwa ia sering meluangkan waktu membaca Alkitab dan sering pergi ke gereja, tapi sekarang ia membaca Alquran dan melakukan salat lima waktu setiap hari. Dia membatalkan keanggotaannya di partai dan membuat pernyataan publik tentang ia masuk Islam. Streich mengatakan bahwa ia telah menemukan kebenaran hidup dalam Islam, yang tidak dapat ia temukan dalam agama sebelumnya. (sa/iol)
*eramuslim.com

Kamis, 15 April 2010

Asuransi Terbaik Tanpa Banding

Asuransi Terbaik Tanpa Banding

Ada dua saudagar… salah satunya berasal dari Kuwait dan satunya lagi berasal dari Saudi Arabia. Mereka adalah dua sahabat karib yang dipersatukan oleh satu agama : Islam. diantara mereka sama-sama saling mencintai, sehingga mereka menjadi dua saudara yang masing-masing mencintai yang lainnya seperti mencintai diri sendiri. Mereka bersepakat untuk melakukan afiliasi dalam usaha bisnis yang bisa mempererat tali persaudaraan ini dan mengokohkan bangunannya. Allah telah membimbing mereka dalam bisnis yang legal, dan keduanya menjadi teladan yang baik bagi Ukhuwah Islamiyah yang tulus dan sejati. Bisnis mereka pun maju pesat dan menjadi besar. Banyak sekali proyek yang mereka garap, dan atas karunia Allah Ta’ala proyek-proyek itu meraup keuntungan yang sangat banyak.

Pada suatu hari, keduanya duduk berbincang-bincang mengenai berbagai hal diantara mereka. Saudagar yang berkebangsaan Kuwait berkata kepada rekannya, “Kenapa kita tidak mengasuransikan bisnis kita ini?”

Rekannya itupun menimpali ucapannya, “Buat apa kita mengasuransikan bisnis kita?”

Dia berkata “Kebanyakan komoditi kita datang melalui jalur laut dan tentu rentan terhadap insiden. Seandainya saja terjadi –semoga saja tidak- sesuatu yang tidak diinginkan terhadap komoditi kita, maka kita tidak akan mengalami kerugian apa pun, dan perusahaan asuransi akan mengganti semua kost biayanya. Lalu apa pendapatmu?”

Rekannya berkata kepadanya, “Tidak tahukah kamu bahwa kita sudah mengasuransikan seluruh komoditi kita.”

Dia bertanya, “Kepada siapa?”

“Kepada Allah Ta’ala” Jawab rekannya.

Dia berkata, “Sebaik-baik Dzat yang dipasrahi. Akan tetapi sikap kehati-hatian itu harus”.

Rekannya kembali berkata, “Bukankah kita sudah mengeluarkan zakat bisnis kita?”

Dia menjawab, “Benar.”

“Kalau begitu, janganlah kamu takut pada apa pun. Ini merupakan asuransi terhadap komoditi kita yang paling aman. Bertawakallah kepada Allah dan jangan panik”. Ujar rekannya kepadanya.

Dia pun berucap, “Aku beriman kepada Allah dan bertawakkal kepadaNya.”

Hari-hari berlalu sedang bisnis mereka semakin maju dan berkembang. Suatu hari, salah satu kapal kargo mengangkut banyak sekali barang komoditas. Di antaranya barang dagangan kedua saudagar ini. Sebelum sampai ke pelabuhan, kapal itu mengalami kecelakaan dan akibatnya kapal pun karam.

Seseorang memberi tahu dua saudagar itu, dan seketika mereka pun tergopoh-gopoh menuju pelabuhan. Di sana, keduanya berdiri mengamati aktifitas penyelamatan. Seorang dari mereka tetap tenang dan tak gundah hatinya, sedang yang lainnya terlihat sedikit panik dan gusar. Rekannya berkata kepadanya, “Kamu jangan panik, sesungguhnya Allah bersama kita.”

Setelah tuntas semua prosesi penyelamatan. Apa yang terjadi? Sungguh amat mencengangkan. Hampir seluruh barang komoditi tenggelam dan rusak. Kecuali barang dagangan kedua rekan bisnis ini. Barang dagangan mereka bisa dikeluarkan dari kapal dalam kondisi baik, tak tersentuh apa pun. Rekannya berujar kepadanya, “bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa barang dagangan kita dijamin Dzat yang tak akan menyia-nyiakan semua titipan dan amanat.

Dia berkata, “Kamu benar, wahai sobatku”.

“Demi Allah, kepercayaanku pada Allah tidak pernah pudar, dan aku pun tidak pernah merasa cemas dan panik. Aku percaya sepenuhnya bahwa Allah Ta’ala akan menyelamatkan barang dagangan kita. Hal itu karena kita rajin mengeluarkan zakat dengan penuh kerelaan dan keimanan, dan ini merupakan jaminan terbesar dan asuransi paling kuat.” Ujar rekannya kepadanya.

Dia pun berkata, “Dan aku juga demikian, meski aku merasa sedikit cemas”.

Akan tetapi, bagaimana hal itu bisa terjadi? Dan bagaimana seluruh komoditi tenggelam kecuali komoditi kedua saudagar ini?

Kejadiannya adalah pada waktu semua barang komoditi diangkut ke atas kapal, maka barang dagangan kedua saudagar ini dikelilingi karung-karung berisi tepung dalam jumlah yang besar. Ketika kapal tenggelam dan air mulai masuk ke dalamnya, maka air itu pun merusak seluruh komoditi yang ada selain komoditi kedua saudagar ini. Air tersebut tidak sampai kepadanya karena terhambat dan terhalang oleh karung-karung yang berisi tepung tadi. Mengingat, pada saat air sampai kepada karung-karung yang berisi tepung itu, maka tepung itu sedikit larut lalu melahap air itu dan dia pun menjadi keras. Tepung itu menjadi seperti tembok yang membentengi komoditi tersebut sehingga -atas izin Allah- air pun tidak sampai menjangkaunya.

Kedua saudagar ini adalah dua insan yang beriman kepada Allah dengan tulus. Kepercayaannya kepada Allah sangat kuat, takkan pernah goyah selamanya. Keduanya senantiasa menunaikan hak Allah atas diri mereka dengan mengeluarkan zakat. Hal itu merupakan asuransi yang paling utama dan paling kuat. Maka, Allah pun melindungi harta mereka.

Allah berfirman yang artinya, “Dan tetapkanlah untuk kami di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman, ‘siksaKu akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmatKu untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raf : 156).

Rasulullah bersabda, yang artinya, : “Bentengilah harta kalian dengan zakat, obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah, dan hadapilah cobaan dengan do’a.” (HR. ath-Thabrani).


Sumber : Serial Kisah Teladan kumpulan Kisah-Kisah Nyata, karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-Qahthani. Cet. Darulhaq

Senin, 01 Maret 2010

Siapakah Umar bin al- Khaththab ?

‘Umar bin al-Khaththab (wafat 23 H)

Nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Izzy bin Rabah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luay al-Quraisy al-‘Adawy. Terkadang dipanggil dengan Abu Hafash dan digelari dengan al-Faruq. Ibunya bernama Hantimah binti Hasyim bin al-Muqhirah al-Makhzumiyah.

Awal Keislamanya.

Umar masuk Islam ketika para penganut Islam kurang lebih sekitar 40 (empat puluh) orang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Imam Tirmidzi, Imam Thabrani dan Hakim telah meriwayatkan dengan riwayat yang sama bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam telah berdo’a,” Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan orang yang paling Engkau cintai diantara kedua orang ini, yaitu Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam.”.

Berkenaan dengan masuknya Umar bin al-Khaththab ke dalam Islam yang diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad yang diungkap oleh Imam Suyuti dalam kitab “ Tarikh al-Khulafa’ ar-Rasyidin” sebagai berikut:

Anas bin Malik berkata:” Pada suatu hari Umar keluar sambil menyandang pedangnya, lalu Bani Zahrah bertanya” Wahai Umar, hendak kemana engkau?,” maka Umar menjawab, “ Aku hendak membunuh Muhammad.” Selanjutnya orang tadi bertanya:” Bagaimana dengan perdamaian yang telah dibuat antara Bani Hasyim dengan Bani Zuhrah, sementara engkau hendak membunuh Muhammad”.

Lalu orang tadi berkata,” Tidak kau tahu bahwa adikmu dan saudara iparmu telah meninggalkan agamamu”. Kemudian Umar pergi menuju rumah adiknya dilihatnya adik dan iparnya sedang membaca lembaran Al-Quran, lalu Umar berkata, “barangkali keduanya benar telah berpindah agama”,. Maka Umar melompat dan menginjaknya dengan keras, lalu adiknya (Fathimah binti Khaththab) datang mendorong Umar, tetapi Umar menamparnya dengan keras sehingga muka adiknya mengeluarkan darah.

Kemudian Umar berkata: “Berikan lembaran (al-Quran) itu kepadaku, aku ingin membacanya”, maka adiknya berkata.” Kamu itu dalam keadaan najis tidak boleh menyentuhnya kecuali kamu dalam keadaan suci, kalau engaku ingin tahu maka mandilah (berwudhulah/bersuci).”. Lalu Umar berdiri dan mandi (bersuci) kemudian membaca lembaran (al-Quran) tersebut yaitu surat Thaha sampai ayat,” Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhanselain Aku, maka sembahlah Aku dirikanlah Shalat untuk mengingatku.” (Qs.Thaha:14). Setelah itu Umar berkata,” Bawalah aku menemui Muhammad.”.

Mendengar perkataan Umar tersebut langsung Khabbab keluar dari sembunyianya seraya berkata:”Wahai Umar, aku merasa bahagia, aku harap do’a yang dipanjatkan Nabi pada malam kamis menjadi kenyataan, Ia (Nabi) berdo’a “Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan orang yang paling Engkau cintai diantara kedua orang ini, yaitu Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam.”.

Lalu Umar berangkat menuju tempat Muhammad Shallallahu alaihi wassalam, didepan pintu berdiri Hamzah, Thalhah dan sahabat lainnya. Lalu Hamzah seraya berkata,” jika Allah menghendaki kebaikan baginya, niscaya dia akan masuk Islam, tetapi jika ada tujuan lain kita akan membunuhnya”. Lalu kemudian Umar menyatakan masuk Islam dihadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.

Lalu bertambahlah kejayaan Islam dan Kaum Muslimin dengan masuknya Umar bin Khaththab, sebagaimana ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Mas’ud, seraya berkata,” Kejayaan kami bertambah sejak masuknya Umar.”.

Umar turut serta dalam peperangan yang dilakukan bersama Rasulullah, dan tetap bertahan dalam perang Uhud bersama Rasulullah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Suyuthi dalam “Tarikh al-Khulafa’ar Rasyidin”.

Rasulullah memberikan gelar al-Faruq kepadanya, sebagaimana ini diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dari Dzakwan, seraya dia berkata,” Aku telah bertanya kepada Aisyah, “ Siapakah yang memanggil Umar dengan nama al-Faruq?”, maka Aisyah menjawab “Rasulullah”.

Hadist Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:” Sungguh telah ada dari umat-umat sebelum kamu para pembaharu, dan jika ada pembaharu dari umatku niscaya ‘Umarlah orangnya”. Hadist ini dishahihkan oleh Imam Hakim. Demikian juga Imam Tirmidzi telah meriwayatkan dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi bersabda,” Seandainya ada seorang Nabi setelahku, tentulah Umar bin al-Khaththab orangnya.”.

Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibnu Umar dia berkata,” Nabi telah bersabda:”Sesungguhnya Allah telah mengalirkan kebenaran melalui lidah dan hati Umar”. Anaknya Umar (Abdullah) berkata,” Apa yang pernah dikatakan oleh ayahku (Umar) tentang sesuatu maka kejadiannya seperti apa yang diperkirakan oleh ayahku”.

Keberaniannya

Riwayat dari Ibnu ‘Asakir telah meriwayatkan dari Ali, dia berkata,” Aku tidak mengetahui seorangpun yang hijrah dengan sembunyi sembunyi kecuali Umar bi al-Khaththab melakukan dengan terang terangan”. Dimana Umar seraya menyandang pedang dan busur anak panahnya di pundak lalu dia mendatangi Ka’bah dimana kaum Quraisy sedang berada di halamannya, lalu ia melakukan thawaf sebanyak 7 kali dan mengerjakan shalat 2 rakaat di maqam Ibrahim.

Kemudian ia mendatangi perkumpulan mereka satu persatu dan berkata,” Barang siapa orang yang ibunya merelakan kematiannya, anaknya menjadi yatim dan istrinya menjadi janda, maka temuilah aku di belakang lembah itu”. Kesaksian tersebut menunjukan keberanian Umar bin Khaththab Radhiyallahu’Anhu.

Wafatnya

Pada hari rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H ia wafat, ia ditikam ketika sedang melakukan Shalat Subuh beliau ditikam oleh seorang Majusi yang bernama Abu Lu’luah budak milik al-Mughirah bin Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar dimakamkan di samping Nabi dan Abu Bakar ash Shiddiq, beliau wafat dalam usia 63 tahun. [ahlulhadits]

Disalin dari Biografi Umar Ibn Khaththab dalam Tahbaqat Ibn Sa’ad, Tarikh al-Khulafa’ar Rasyidin Imam Suyuthi
(c) Hak cipta 2008 - Hatibening.com

Siapakah Abu Bakar Ash-Shiddiiq ?

Abu Bakar Ash-Shiddiiq (11-13 H)

Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka`ab bin Sa`ad bin Taim bin Murrah bin Ka`ab bin Lu`ai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasy at-Taimi – radhiyallahu`anhu. Bertemu nasabnya dengan Nabi pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Abu Bakar adalah shahabat Rasulullah – shalallahu`alaihi was salam – yang telah menemani Rasulullah sejak awal diutusnya beliau sebagai Rasul, beliau termasuk orang yang awal masuk Islam. Abu Bakar memiliki julukan “ash-Shiddiq” dan “Atiq”.

Ada yang berkata bahwa Abu Bakar dijuluki “ash-Shiddiq” karena ketika terjadi peristiwa isra` mi`raj, orang-orang mendustakan kejadian tersebut, sedangkan Abu Bakar langsung membenarkan.

Allah telah mempersaksikan persahabatan Rasulullah dengan Abu Bakar dalam Al-Qur`an, yaitu dalam firman-Nya : “…sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada sahabatnya: `Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita’.” (QS at-Taubah : 40)

`Aisyah, Abu Sa’id dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan : “Abu Bakar-lah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut.”

Allah juga berfirman : “Dan orang yang membawa kebenaran dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (az-Zumar : 33)

Al-Imam adz-Dzahabi setelah membawakan ayat ini dalam kitabnya al-Kabaa`ir, beliau meriwayatkan bahwa Ja`far Shadiq berujar :”Tidak ada perselisihan lagi bahwa orang yang datang dengan membawa kebenaran adalah Rasulullah, sedangkan yang membenarkannya adalah Abu Bakar. Masih adakah keistimeaan yang melebihi keistimeaannya di tengah-tengah para Shahabat?”

Dari Amru bin al-Ash radhiyallahu`anhu, bahwa Rasulullah mengutusnya atas pasukan Dzatus Salasil : “Aku lalu mendatangi beliau dan bertanya “Siapa manusia yang paling engkau cintai?” beliau bersabda :”Aisyah” aku berkata : “kalau dari lelaki?” beliau menjawab : “ayahnya (Abu Bakar)” aku berkata : “lalu siapa?” beliau menjawab: “Umar” lalu menyebutkan beberapa orang lelaki.” (HR.Bukhari dan Muslim)

“Sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai kekasih-Nya, sebagaimana Dia menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Dan kalau saja aku mengambil dari umatku sebagai kekasih, akan aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasih.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Sa`id radhiyallahu`anhu, bahwa Rasulullah duduk di mimbar, lalu bersabda :”Sesungguhnya ada seorang hamba yang diberi pilihan oleh Allah, antara diberi kemewahan dunia dengan apa yang di sisi-Nya. Maka hamba itu memilih apa yang di sisi-Nya” lalu Abu bakar menangis dan menangis, lalu berkata :”ayah dan ibu kami sebagai tebusanmu” Abu Sa`id berkata : “yang dimaksud hamba tersebut adalah Rasulullah, dan Abu Bakar adalah orang yang paling tahu diantara kami” Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling banyak memberikan perlindungan kepadaku dengan harta dan persahabatannya adalah Abu Bakar. Andaikan aku boleh mengambil seorang kekasih (dalam riwayat lain ada tambahan : “selain rabb-ku”), niscaya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai kekasihku. Tetapi ini adalah persaudaraan dalam Islam. Tidak ada di dalam masjid sebuah pintu kecuali telah ditutup, melainkan hanya pintu Abu Bakar saja (yang masih terbuka).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada kalian semua. Namun kalian malah berkata `kamu adalah pendusta’. Sedangkan Abu Bakar membenarkan (ajaranku). Dia telah membantuku dengan jiwa dan hartanya. Apakah kalian akan meninggalkan aku (dengan meninggalkan) shahabatku?” Rasulullah mengucapkan kalimat itu 2 kali. Sejak itu Abu bakar tidak pernah disakiti (oleh seorangpun dari kaum muslimin). (HR. Bukhari)

Masa Kekhalifahan

Dalam riwayat al-Bukhari diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu`anha, bahwa ketika Rasulullah wafat, Abu Bakar datang dengan menunggang kuda dari rumah beliau yang berada di daerah Sunh. Beliau turun dari hewan tunggangannya itu kemudian masuk ke masjid. Beliau tidak mengajak seorang pun untuk berbicara sampai akhirnya masuk ke dalam rumah Aisyah. Abu Bakar menyingkap wajah Rasulullah yang ditutupi dengan kain kemudian mengecup keningnya. Abu Bakar pun menangis kemudian berkata : “demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, Allah tidak akan menghimpun dua kematian pada dirimu. Adapun kematian yang telah ditetapkan pada dirimu, berarti engkau memang sudah meninggal.”Kemudian Abu Bakar keluar dan Umar sedang berbicara dihadapan orang-orang. Maka Abu Bakar berkata : “duduklah wahai Umar!” Namun Umar enggan untuk duduk. Maka orang-orang menghampiri Abu Bakar dan meninggalkan Umar. Abu Bakar berkata : “Amma bad`du, barang siapa diantara kalian ada yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah mati. Kalau kalian menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah mati. Allah telah berfirman :

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS Ali Imran : 144)

Ibnu Abbas radhiyallahu`anhuma berkata : “demi Allah, seakan-akan orang-orang tidak mengetahui bahwa Allah telah menurunkan ayat ini sampai Abu Bakar membacakannya. Maka semua orang menerima ayat Al-Qur`an itu, tak seorangpun diantara mereka yang mendengarnya melainkan melantunkannya.”

Sa`id bin Musayyab rahimahullah berkata : bahwa Umar ketika itu berkata : “Demi Allah, sepertinya aku baru mendengar ayat itu ketika dibaca oleh Abu Bakar, sampai-sampai aku tak kuasa mengangkat kedua kakiku, hingga aku tertunduk ke tanah ketika aku mendengar Abu Bakar membacanya. Kini aku sudah tahu bahwa nabi memang sudah meninggal.”

Dalam riwayat al-Bukhari lainnya, Umar berkata : “maka orang-orang menabahkan hati mereka sambil tetap mengucurkan air mata. Lalu orang-orang Anshor berkumpul di sekitar Sa`ad bin Ubadah yang berada di Saqifah Bani Sa`idah” mereka berkata : “Dari kalangan kami (Anshor) ada pemimpin, demikian pula dari kalangan kalian!” maka Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah bin al-Jarroh mendekati mereka. Umar mulai bicara, namun segera dihentikan Abu Bakar. Dalam hal ini Umar berkata : “Demi Allah, yang kuinginkan sebenarnya hanyalah mengungkapkan hal yang menurutku sangat bagus. Aku khawatir Abu Bakar tidak menyampaikannya” Kemudian Abu Bakar bicara, ternyata dia orang yang terfasih dalam ucapannya, beliau berkata : “Kami adalah pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri.” Habbab bin al-Mundzir menanggapi : “Tidak, demi Allah kami tidak akan melakukannya, dari kami ada pemimpin dan dari kalian juga ada pemimpin.” Abu Bakar menjawab : “Tidak, kami adalah pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri. Mereka (kaum Muhajirin) adalah suku Arab yang paling adil, yang paling mulia dan paling baik nasabnya. Maka baiatlah Umar atau Abu Ubaidah bin al-Jarroh.”Maka Umar menyela : “Bahkan kami akan membai`atmu. Engkau adalah sayyid kami, orang yang terbaik diantara kami dan paling dicintai Rasulullah.” Umar lalu memegang tangan Abu Bakar dan membai`atnya yang kemudian diikuti oleh orang banyak. Lalu ada seorang yang berkata : “kalian telah membunuh (hak khalifah) Sa`ad (bin Ubadah).” Maka Umar berkata : “Allah yang telah membunuhnya.” (Riwayat Bukhari)

Menurut `ulama ahli sejarah, Abu Bakar menerima jasa memerah susu kambing untuk penduduk desa. Ketika beliau telah dibai`at menjadi khalifah, ada seorang wanita desa berkata : “sekarang Abu Bakar tidak akan lagi memerahkan susu kambing kami.” Perkataan itu didengar oleh Abu Bakar sehingga dia berkata : “tidak, bahkan aku akan tetap menerima jasa memerah susu kambing kalian. Sesungguhnya aku berharap dengan jabatan yang telah aku sandang sekarang ini sama sekali tidak merubah kebiasaanku di masa silam.” Terbukti, Abu Bakar tetap memerahkan susu kambing-kambing mereka.

Ketika Abu Bakar diangkat sebagai khalifah, beliau memerintahkan Umar untuk mengurusi urusan haji kaum muslimin. Barulah pada tahun berikutnya Abu Bakar menunaikan haji. Sedangkan untuk ibadah umroh, beliau lakukan pada bulan Rajab tahun 12 H. beliau memasuki kota Makkah sekitar waktu dhuha dan langsung menuju rumahnya. Beliau ditemani oleh beberapa orang pemuda yang sedang berbincang-bincang dengannya. Lalu dikatakan kepada Abu Quhafah (Ayahnya Abu Bakar) : “ini putramu (telah datang)!”

Maka Abu Quhafah berdiri dari tempatnya. Abu Bakar bergegas menyuruh untanya untuk bersimpuh. Beliau turun dari untanya ketika unta itu belum sempat bersimpuh dengan sempurna sambil berkata : “wahai ayahku, janganlah anda berdiri!” Lalu Abu Bakar memeluk Abu Quhafah
dan mengecup keningnya. Tentu saja Abu Quhafah menangis sebagai luapan rasa bahagia dengan kedatangan putranya tersebut.

Setelah itu datanglah beberapa tokoh kota Makkah seperti Attab bin Usaid, Suhail bin Amru, Ikrimah bin Abi Jahal, dan al-Harits bin Hisyam. Mereka semua mengucapkan salam kepada Abu Bakar : “Assalamu`alaika wahai khalifah Rasulullah!” mereka semua menjabat tangan Abu Bakar. Lalu Abu Quhafah berkata : “wahai Atiq (julukan Abu Bakar), mereka itu adalah orang-orang (yang baik). Oleh karena itu, jalinlah persahabatan yang baik dengan mereka!” Abu Bakar berkata : “Wahai ayahku, tidak ada daya dan upaya kecuali hanya dengan pertolongan Allah. Aku telah diberi beban yang sangat berat, tentu saja aku tidak akan memiliki kekuatan untuk menanggungnya kecuali hanya dengan pertolongan Allah.” Lalu Abu Bakar berkata : “Apakah ada orang yang akan mengadukan sebuah perbuatan dzalim?” Ternyata tidak ada seorangpun yang datang kepada Abu Bakar untuk melapor sebuah kedzaliman. Semua orang malah menyanjung pemimpin mereka tersebut.

afatnya

Menurut para `ulama ahli sejarah Abu Bakar meninggal dunia pada malam selasa, tepatnya antara waktu maghrib dan isya pada tanggal 8 Jumadil awal 13 H. Usia beliau ketika meninggal dunia adalah 63 tahun. Beliau berwasiat agar jenazahnya dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau. Kemudian beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah. Umar mensholati jenazahnya diantara makam Nabi dan mimbar (ar-Raudhah). Sedangkan yang turun langsung ke dalam liang lahat adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar, Utsman, dan Thalhah bin Ubaidillah. [ahlulhadits]

Sumber :

-Al-Bidayah wan Nihayah, Masa Khulafa’ur Rasyidin Tartib wa Tahdzib Kitab al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir. - Shifatush-Shofwah karya Ibnul Jauzi. Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah -Al-Kabaa`ir karya Adz-Dzahabi.
(c) Hak cipta 2008 - Hatibening.com

Sabtu, 06 Februari 2010

Islam di Senegal


Senegal

Bagian selatan Sahara, dari Senegal sampai ke bagian atas lembah Sungai Nil, telah ditempati orang kulit hitam Afrika sejak zaman prasejarah. Dari tahun 300 telah berdiri kekaisaran kuno Ghana, Mali dan Songhai (di Mali tengah). Kemudian berdiri pula pemerintahan-pemerintahan kecil di Senegal, yakni Tukulor, Serer dan Wolof.

Suku-suku Negro yang tinggal di Senegal dan daerah tetangganya diislamkan oleh kelompok al-Murabitun dan pengikut Tarekat Tijaniah. Gerakan Murabitun yang kemudian menjadi suatu dinasti yang memerintah hingga 1147 dengan ibu kota al-Marakisy (sekarang Marrakech) di Magribi (Maroko ), berawal dari Senegal. Tarekat Tijaniah didirikan oleh Abu Abbas Ahmad bin Muhammad bin Mukhtar bin Salim at-Tijani dan berkembang di Maroko, Aljazair, Sudan, Guinea dan Senegal. Sampai sekarang umat Islam Senegal masuk ke dalam salah satu dari tiga perkumpulan tarekat, yaitu Tijaniah, Kadariah, dan Muridiah (cabang Kadariah).

Para pemimpin tarekat ini disebut marabout dan mempunyai peranan penting dalam politik Senegal, karena mereka dapat mempengaruhi para pengikutnya dalam menyalurkan aspirasi politik mereka ke partai politik tertentu. Sebelum Islam datang, agama Kristen dan Yahudi telah memasuki wilayah Senegal dan sekitarnya, tetapi tidak berkembang. Pada awal abad ke-8 para pangeran Ghana dan pengikutnya yang memerintah Tukrur (Tukulor), sebagaimana pemerintahan Mali telah menerima Islam. Pada awal abad ke-13, Timbuktu (Mali) telah menjadi pusat kebudayaan Islam. Tahun 1400-an pelaut Portugis menemukan Senegal dan mengadakan hubungan dagang dengan penduduk setempat.

Tahun 1500-an, Inggris, Belanda dan Perancis mengambil-alih perdagangan itu dari Portugis. Pada abad ke-17 kekuasaan Perancis mulai berkembang. Pada tahun 1720, dakwah Islam mendapat kekuatan baru setelah Takrur mendirikan suatu pemerintahan teokrasi di Fouta Jallon, daerah perbukitan di sebelah selatan, dekat perbatasan dengan Guinea. Tahun 1776 suku Fulani (Fula atau Ful) diislamkan. Tahun 1802 Usman Danfonjo dari Tukrur mendirikan negara Sokoto. Umar salah seorang anggota keluarga sukunya yang telah melaksanakan ibadah haji, menjadi anggota barisan pejuang-pejuang tarekat Tijaniah yang sangat berpengaruh di Maroko.

Dari tahun 1838 ia menaklukkan sebagian besar wilayah Sudan. Pada waktu kematiannya tahun 1864, Islam telah diakui sebagai agama negara. Tahun 1800-an pasukan Perancis menaklukkan negara Islam merdeka terakhir di Afrika, yang terdapat di pedalaman Senegal. Tahun 1882 Perancis menjadikan Senegal sebagai koloninya. Tahun 1895 koloni ini menjadi bagian dari Federasi Teritori Perancis yang disebut Afrika Barat Perancis dengan Dakar sebagai ibu kota.

Sejak zaman penjajahan Perancis, kelompok-kelompok tarekat dan pemimpinnya memainkan peranan penting dalam politik. Perancis sangat tergantung kepada para marabout dalam usahanya menjalin kerjasama dengan kaum tani. Pada awal abad ke-20 rakyat Senegal mulai menuntut kemerdekaan. Tahun 1956 Senegal mengambil-alih kontrol atas politik dalam negeri, pada tanggal 20 Juni 1960 Senegal memperoleh kemerdekaan penuh dari Perancis. Sebelumnya pada tahun 1959 Senegal bersama Sudan Perancis (sekarang Mali) membentuk federasi, tetapi tanggal 20 Agustus 1960 Senegal menarik diri dari federasi itu. Dalam gerakan nasionalisme setelah Perang Dunia II dan dalam perjuangan kemerdekaan, para pemimpin tarekat memainkan peranan penting.

Dukungan yang diberikan para marabout kepada Leopold Sedar Senghor (seorang Katolik) merupakan faktor utama kemenangannya atas Lamine Gueye untuk jabatan presiden Senegal sejak merdeka (1960). Tahun 1981 Presiden Leopold digantikan Perdana Menteri Abdou Diouf. Kini umat Islam di Senegal semakin mantap beragama dan semakin teratur melaksanakan ibadah. Berkat bantuan negara-negara Afrika utara dan Timur Tengah, bangunan-bangunan masjid yang megah mulai tampak.

Semakin banyak mahasiswa yang melanjutkan studi keislaman di negara-negara Islam, dan bantuan tenaga guru terus bertambah untuk sekolah dasar dan menengah dalam bidang bahasa Arab dan al-Qur'an. Sekitar 80% orang tua memasukkan anak-anak mereka ke sekolah al-Qur'an di samping sekolah umum.

Tetapi kelompok yang menaruh perhatian kepada usaha reformasi Islam masih kecil. Para pemimpin Islam yang mengirim anak-anak mereka untuk dididik di Afrika utara dan Timur Tengah, dan orang-orang Senegal yang lama tinggal di negara-negara Islam, terkadang melakukan protes terhadap tidak dilaksanakannya ajaran Islam secara penuh di Senenegal.

sumber: pesantrenonline.com

Islam di Irak

Irak

Ribuan tahun sebelum Masehi (sekitar 3500 SM.) di wilayah Irak telah berdiri beberapa pemerintahan besar yang membangun peradaban dunia paling awal, seperti Sumeria, Akkad, Assyria, dan Babylonia. Peradaban dunia paling awal berkembang di daerah Irak sekarang khususnya di lembah Sungai Tigris.

Tahun 539 SM. wilayah ini dikuasai pemerintahan Persia. Tahun 331 SM, Iskandar Agung (Iskandar Zulkarnain) mengusir bangsa Persia dan pemerintahan Yunani berkuasa di wilayah ini. Orang Yunani menyebutnya Mesopotamia. Tahun 115 wilayah itu menjadi bagian dari Kekaisaran Roma selama 500 tahun. Kemudian sebagian daerahnya dikuasai Persia; daerah lain tetap dikuasai Roma hingga datangnya Islam. Wilayah Irak ditaklukkan tentara Arab Islam tahun 633-637, dengan membawa bahasa Arab dan ajaran Islam ke wilayah itu.

Penaklukan itu berlangsung dalam tiga tahap: Tahap pertama berlangsung pada masa Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq. Tentara Islam di bawah pimpinan Musanna bin Harisah menaklukkan bagian barat Sungai Eufrat. Kesuksesan ini mendorong Abu Bakar mengirim tentara yang lebih besar di bawah pimpinan Khalid bin Walid. Ia menyerang dari utara dan menguasai kota Hirah. Di sini ia bertemu dengan tentara Persia. Kemudian ia menguasai pelabuhan al-Ubullah di Teluk Arab.Tahap kedua berlangsung pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Serangan diarahkan ke utara Baghdad, yang disebut Ard as-Sawad. Di sini pemerintahan Persia membangun pusat pemerintahan di kota Madain.

Pertempuran berlangsung beberapa tahun dan melibatkan banyak panglima tentara Islam terbaik, antara lain Musanna bin Harisah, Abu Ubaidah bin Umar as-Saqafi, Jarir bin Abdullah dan Sa'd bin Abi Waqqas. Panglima tersebut terakhir, yang disebut juga Penakluk Ard as-Sawad, adalah yang paling sukses dan paling luas taklukannya. Ia didampingi oleh panglima-panglima lain, seperti Mughirah bin Syu'bah, Qais bin Habirah dan Tulaihah bin Khuwailid. Ia menghadapi tiga pertempuran penting, yaitu pertempuran Qadisiyyah, Madain dan Jalula. Ia berhasil menaklukkan seluruh daerah Ard as-Sawad, termasuk daerah yang sekarang disebut Basra. Penaklukan kemudian dilanjutkan oleh Syuraih bin Amir dan Utbah bin Gazwan atas suku-suku Arab yang bekerjasama dengan bangsa Persia di utara Irak.Tahap ketiga juga pada masa Khalifah Umar. Tentara Islam dipimpin oleh Iyad bin Ganam. Serangan diarahkan ke daerah yang dikuasai bangsa Romawi, yang disebut Ard al-Jazirah. tempat pertempuran antara tentara Persia dan Romawi.

Tentara Islam dapat menguasai kota-kota penting, seperti ar-Raqqah, Harran dan ar-Ruha. Kota-kota ini dijadikan markas tentara Islam, yang kemudian mengadakan serangan ke Armenia dan sekitarnya. Penyebaran ajaran Islam dipusatkan di kota kembar Basra dan Kufah yang dibangun pada masa Khalifah Umar. Khalifah mengirim Abu Musa al-Asy'ari ke Basra dan Abdullah bin Mas'ud (Ibnu Mas'ud) ke Kufah. Ulama-ulama dari Madinah berdatangan ke kedua kota ini. Demikian juga ke kota Mosul yang terletak di jalur perdagangan antara timur dan barat. Walaupun Khalifah Umar menerapkan kebebasan beragama kepada penduduk Irak, bahasa Arab dan Islam cepat diterima penduduk, sehingga penganut Islam menjadi mayoritas.

Pada akhir masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan, di kota Basra dan Kufah timbul gerakan oposisi. Kelompok-kelompok umat Islam dari kedua kota itu datang memberontak ke Madinah dan membunuh Khalifah Usman. Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, pusat pemerintahannya dipindahkan ke Kufah. Pada masa Dinasti Umayyah, Basra dan Kufah menjadi pusat gerakan oposisi Bani Hsyimiyah, Abbasiyah, Syiah dan Khawarij. Setelah Dinasti Umayyah jatuh dan digantikan oleh Dinasti Abbasiyah, wilayah Irak berada di bawah kekuasaan pemerintahan dinasti ini tahun 133-656 H./750-1258 M. Pusat pemerintahan di Baghdad, kota yang dibangun oleh Abu Ja'far al-Mansur khalifah kedua, tahun 145 H./762 M.

Selama pemerintahan Dinasti Abbasiyah, Irak khususnya Baghdad, menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi, perdagangan, peradaban dan ilmu pengetahuan di dunia Islam timur. Puncak kejayaan dinasti ini dicapai pada masa pemerintahan Khalifah Harun ar-Rasyid (786-809) dan Khalifah al-Makmun (813-833). Dalam kurun waktu tersebut dinasti itu mengalami kemajuan pesat di bidang ekonomi, berbagai cabang ilmu pengetahuan, konstruksi dan teknologi, kesenian, sastra dan politik yang stabil di wilayah kekuasaan yang luas. Setelah kurun waktu tersebut, dinasti itu mengalami disintegrasi politik, sehingga melahirkan pemerintahan-pemerintahan kecil. Kemajuan di bidang ekonomi dan perdagangan membawa dampak kepada kemajuan ilmu pengetahuan, filsafat dan kebudayaan Islam. Disamping dana tersedia, pengembangan bidang ini juga didorong pemerintah dengan menyediakan berbagai fasilitas dan memberikan kebebasan intelektual. Pengembangan ilmu pengetahuan dilakukan dengan beberapa cara: Pertama, dilakukan penerjemahan buku-buku Yunani, Persia, Suriah, India dan Koptik ke dalam bahasa Arab. Ribuan buku diambil dari perpustakaan-perpustakaan lama, dibawa ke Irak untuk diterjemahkan dan perpustakaan-perpustakaan baru didirikan. Gerakan penerjemahan ini berlangsung tahun 750-850.Kedua, karya-karya yang diterjemahkan itu kemudian diberi komentar oleh para sarjana Islam.

Teori-teori yang ada diberi penjelasan dan disesuaikan dengan Islam. Melalui renungan, pengamatan, penelitian dan eksperimen, mereka dapat melahirkan teori-teori dan konsep-konsep baru. Dari kegiatan ini mereka menghasilkan ribuan karya tulis dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Ketiga, didirikan lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi, seperti Baitul Hikmah, Majelis al-Manazarah dan Madrasah Nizamiyah. Masjid-masjid, istana dan rumah para sarjana difungsikan sebagai tempat-tempat belajar. Baghdad, Basra, Kufah dan Mosul menjadi pusat pengembangan berbagai cabang ilmu pengetahuan, seperti tafsir, hadits, fiqh, bahasa, sejarah, filsafat, ilmu alam, ilmu pasti, matematika, astronomi, kedokteran, ilmu kalam, musik dan sastra. Seni ukir, seni lukis dan arsitektur Islam tampak dalam bangunan-bangunan masjid-masjid di Baghdad, Basra dan Kufah; juga pada istana di Baghdad dan Samarra. Keempat kota ini melahirkan ulama dan tokoh pemikir serta ribuan lulusan, yang kemudian menyebar ke berbagai negeri Islam dan mengembangkan ilmu pengetahuan di negeri masing-masing.

Karena itu selama Dinasti Abbasiyah berkuasa di Irak, perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam merata di berbagai kota penting di luar Irak. Kejayaan Dinasti Abbasiyah di Irak berakhir setelah Baghdad dihancurkan Hulagu Khan dari Mogul tahun 1258. Tahun 1401 Irak dikuasai kembali oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk; tahun 1508 dikuasai oleh Persia di bawah pimpinan Isma'il Safawi; tahun 1683 dikuasai oleh Turki Usmani. Dalam Perang Dunia I, Inggris membebaskan Irak dari Turki Usmani. Inggris membantu mendirikan industri petroleum di Baghdad dan membangun pelabuhan modern di Basra. Tahun 1920 Liga Bangsa-Bangsa memberi mandat atas Irak kepada Inggris.

Tahun 1921 Inggris membantu para pemimpin Irak membentuk pemerintahan. Faisal I (Faisal bin Husein bin Ali) dari Mekkah menjadi raja pertama. Tahun 1932 Liga mengakhiri mandat Inggris atas Irak dan mengakuinya sebagai negara merdeka. Raja Faisal terbunuh tahun 1933 dan digantikan anaknya, Ghazi. Akibat kecelakaan yang menewaskan Ghazi, ia kemudian digantikan anaknya yang baru berusia 3 tahun, Faisal II; pamannya Pangeran Abdullah bertindak sebagai pelaksana pemerintahan. Tahun 1953 Faisal II mengambil kekuasaan penuh.

Tahun 1958 kelompok militer mengambil-alih kekuasaan dan menyatakan Irak sebagai negara republik (14 Juli 1958). Sejak 1979 Saddam Husein seorang pimpinan Partai Ba'ath, menjadi presiden Irak dan membawa negara itu terjerumus dalam dua perang: 1980-l990 melawan Iran, karena masalah perbatasan; Januari 1991 melawan Sekutu di bawah pimpinan Amerika Serikat, karena Irak menganeksasi Kuwait dan menjadikannya propinsi ke-19. Di samping anggota PBB, Liga Arab, OPEC, Irak juga adalah anggota Organisasi Konferensi Islam.

sumber: pesantrenonline.com

Islam di Iran


Iran

Dahulu Iran lebih dikenal dengan sebutan Negara Persia (Ar.= Bilaad Faariis). Sejak tahun 1935 pada masa kekuasaan Raja Reza Khan (pendiri Dinasti Pahlevi dan ayah Syah Muhammad Reza Pahlevi yang ditumbangkan oleh Ayatullah Khomeini pada tahun 1979) sebutan Persia diganti dengan Iran (Persia = orang-orang Arya atau keturunan bangsa Arya). Suatu nama yang pernah dipakai oleh nenek moyang bangsa Iran bagi Dataran Tinggi Iran yang dikuasai mereka pada sekitar tahun 1700 SM.

Disebutkan pula bahwa pada masa kekuasaan Darius (salah seorang maha raja Iran tempo dulu), kata Iran juga pernah digunakan bagi negeri kekuasaannya. Pusat kota Istafahan dengan taman keajaan yang di bangun pada akhir abad ke-16.Di latar belakang tampak Masjid Lutfullah (kiri), Masjid Syah Diperkirakan bahwa sebelum tahun 5000 SM. sudah terdapat bangsa yang menetap di Iran, namun tidak diketahui secara pasti dari mana mereka itu berasal. Akan tetapi sekitar tahun 2000 SM. bangsa Arya yang juga merupakan ras Indo-Eropa itu telah mulai menetap di Iran, yakni di wilayah selatan Iran. Mereka berasal dari suku Pars. Kemudian pada tahun 1000 SM. datang pula suku Media yang juga berasal dari bangsa Arya dan menetap di wilayah utara Iran. Pada tahun 700 SM.

suku Media berhasil menguasai wilayah-wilayah yang luas, termasuk wilayah yang dikuasai suku Pars. Kemudian mereka mendirikan sebuah imperium (pemerintahan) yang luas dengan Ecbatana sebagai ibu kotanya. Namun kemudian pada tahun 553 SM. imperium tersebut dapat dijatuhkan oleh Cyrus Agung (pendiri Dinasti Akhamenida), yang kemudian berhasil mendirikan Imperium Persia yang besar. Imperium ini mencapai puncaknya pada masa Darius I (521-485 SM.). Wilayah kekuasaannya merentang dari S. Indus hingga ke bagian selatan Rusia dan terus sampai ke Yunani, Turki, Cyprus, Mesir dan Libya.

Dinasti Akhamenida itu jatuh pada tahun 331 SM, karena diserbu oleh Alexander Agung atau Iskandar Agung (356-323 SM.). Setelah itu Imperium Persia berturut-turut dikuasai oleh Dinasti Seleukida, Parthia dan Sasanid (226-641). Pada tahun 637 melalui Perang Qadisiyyah, Imperium Persia jatuh ke tangan kaum muslimin yang waktu itu dipimpin oleh Khalifah Umar bin Khattab (634-644). Kemudian pada tahun 641 setelah melalui peperangan Nahavand, seluruh Imperium Persia yang waktu itu dipimpin oleh Raja Yazdajird jatuh ke tangan kaum muslimin.

Sejak itu Persia yang semula menganut ajaran agama Zoroaster beralih ke agama Islam. Akhirnya kebudayaan Islam pun berkembang di sana. Sampai tahun 820 seluruh wilayah Persia praktis berada di bawah kekuasaan penuh khalifah di Baghdad. Tetapi sejak tahun 820, bermunculanlah dinasti-dinasti kecil maupun besar di berbagai wilayah Persia yang silih berganti menguasai wilayah-wilayah Persia. Dinasti-dinasti itu antara lain adalah Dinasti Samanid (892-999), Gaznawi (999-1037); dan Seljuk (1037-1157). Hal ini bermula dari rasa terima kasih Khalifah al-Ma'mun (8l3-833) kepada panglima perangnya, Tahir bin Husain, yang telah berjasa memulihkan kekuasaannya, yakni memberikan wewenang kepada Ibnu Husain untuk mendirikan Dinasti Tahiri (820-872) di Khurasan (Iran).

Pada tahun 1501 setelah sekitar tiga abad dikuasai oleh bangsa Mongol, muncul sebuah dinasti baru yaitu Dinasti atau pemerintahan Safawi (Safawi). Nama Safawi berasal dari nama pendiri tarekat Safawiyah, yaitu Syekh Safiuddin Ardabeli (1252-1334) dari Ardabil (Azerbaijan) yang berusaha menyatukan kembali wilayah-wilayah Persia yang terpecah-pecah. Berbeda dari dinasti-dinasti yang pernah berkuasa sebelumnya, dinasti ini memaklumatkan bahwa pemerintahan Safawi menganut ajaran Syiah Isna 'Asy'ariyah atau Syiah Dua Belas Imam sebagai agama resmi negara.

Bahkan Republik Islam Iran yang sedang berkuasa dewasa ini menganut ajaran Syiah Dua Belas Imam sebagai agama resmi negara. Sejak saat itu hingga sekarang, seluruh dinasti yang pernah berkuasa di Iran adalah Dinasti Safawi (1501-1732), Zand (1759-1794), Qajar (1794-1925) dan Pahlevi (1925-1979). Sejak tanggal 11 Februari 1979, melalui revolusi Islam yang dipimpin oleh ulama terkemuka Iran, almarhum Ayatullah Khomeini (1320 H./1900 M. - 1409 H./1989 M.), sistem pemerintahan yang telah ribuan tahun berkuasa di Iran dihapus.

sumber: pesantrenonline.com

Islam di Spanyol

Spanyol, Jaya di Masa Islam

Masuk dan menyebarnya Islam di Spanyol menjadi fakta sejarah yang membantah kesan bahwa dakwah Islam disampaikan dengan kekerasan. Tak hanya itu, Islam di Spanyol juga telah mengantarkan wilayah ini mencapai kejayaannya dengan sejumlah penemuan ilmiah revolusioner.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa di kalangan orientalis Barat berkembang persepsi, dalam dakwahnya para tokoh Islam ibarat menggenggam Al-Qur'an di tangan kanan dan menghunus sebilah pedang di tangan kiri.

Seolah-olah, demikian dikesankan para orientalis, satu-satunya pilihan bagi mereka yang tidak menerima Islam adalah: mati! Penilaian tersebut untuk menstigma bahwa Islam adalah ajaran kejam dan pengikutnya tidak lebih dari seorang jagal. Padahal peperangan yang dilakukan Islam di masa Rasul dan sahabatnya ataupun masa sesudahnya, jauh dari kesan kejam dan brutal. Syari'at Islam menjelaskan perang dalam Islam terdiri dari dua jenis. Pertama adalah perang defensif karena diserang dan dalam rangka mempertahankan diri atau mempertahankan wilayah kaum muslimin. Kedua, perang ofensif dengan tujuan menghancurkan penghalang dakwah. Biasanya penghalang dakwah berupa digelarnya pasukan oleh penguasa kafir yang menolak wilayahnya dimasuki ajaran Islam dan kaum muslimin. Karena menyebarkan dakwah adalah kewajiban syara', maka peperangan menjadi metoda yang absah dalam konteks syari'at Islam dan sejarah perkembangan Islam.

Lagipula perang dalam Islam untuk menghidupkan umat manusia, bukan memusnahkan. Oleh karena itu, ketika kaum muslimin menang perang dan menguasai wilayah, tidak bertujuan menjajahnya.

Masuk dengan Damai

Islam sendiri, jelas mengutamakan perdamaian. Perjalanan sejarah masuk dan menyebarnya Islam di Spanyol, menjadi salah satu buktinya. Dalam proses yang memakan waktu relatif singkat, tiga tahun, Islam berhasil menyebar ke seantero Spanyol. Hebatnya lagi, para pendakwah yang memperkenalkan Islam di Spanyol dari tahun 711 hingga 714 Masehi itu, hanya mengalami satu kali peperangan.

Peperangan itu pecah pada awal masuknya Islam ke sana, yaitu sekitar tahun 709 Masehi di Guadelete, sebuah kota terkemuka dekat Cadiz. Peperangan itu sebenarnya bermula dari pertikaian antara sesama umat Kristen Spanyol. Raja Roderick yang berkuasa saat itu memaksakan keyakinan trinitas Kristen yang dianutnya kepada umat Nasrani Aria. Berbeda dengan para pendukung Roderick yang meyakini Nabi Isa sebagai Yesus, yaitu Allah Bapak, Anak Tuhan, dan Ruh Kudus, kaum Nasrani Aria meyakini Nabi Isa semata sebagai Rasulullah. Pemaksaan keyakinan Trinitas oleh Raja Roderick ini menimbulkan penindasan di kalangan Nasrani Aria. Lantas pimpinan merekapun mendukung pasukan Muslim pimpinan Tariq bin Ziyad, sesaat setelah memasuki wilayah Andalusia melalui selat Giblatar. Maka pecahlah perang antara pasukan Raja Roderick dengan pasukan Muslim pimpinan Tariq bin Ziyad. Sejarawan Barat yang beraliran konservatif, W. Montgomery Watt dalam bukunya Sejarah Islam di Spanyol mencoba meluruskan persepsi keliru para orientalis Barat yang menilai umat Islam sebagai yang suka berperang. Menurutnya, "Mereka (para orientalis) umumnya mengalami mispersepsi dalam memahami jihad umat Islam. Seolah-olah seorang muslim hanya memberi dua tawaran bagi musuhnya, yaitu antara Islam atau pedang. Padahal bagi pemeluk agama lain, termasuk ahli kitab, mereka bisa saja tidak masuk Islam meski tetap dilindungi oleh pemerintahan Islam".

Itulah yang terjadi sepanjang perjalanan sejarah masuknya Islam ke Spanyol. Islam tak hanya masuk dengan damai, namun dengan cepat menyebar dan membangun peradaban tinggi hingga Spanyol mencapai puncak kejayaannya. Kota-kota terkemuka Spanyol seperti Andalusia dan Cordova menjadi center of excellent peradaban dunia.

Montgomery menganalisa, ini karena Islam tak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syari'at Islam sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah.

Tak mengherankan jika para ulama terkemuka seperti Ibnu Rusyd (1126-1198) misalnya, yang di Barat dikenal dengan Averous, diakui pula sebagai ilmuwan yang handal di bidangnya. Demikian halnya dengan Ibnu Arabi (1165-1240) yang juga telah mengharumkan Islam di Spanyol.

Ilmu pengetahuan bukanlah bagian yang terpisahkan dari syari'at Islam dan etika moral. Menurut Montgomery, tak ada yang dapat melukiskan relasi antara ilmu pengetahuan, agama, dan etika daripada kata-kata filosofis Ibnu Rusyd. Filsafat tak berarti apa-apa jika tak bisa menghubungkan ilmu pengetahuan, agama, dan etika dalam suatu relasi harmonis. Ilmu pengetahuan, demikian Ibnu Rusyd, dibangun di atas fakta-fakta dan logika hingga sampai kepada suatu penjelasan rasional. Etika, merefleksikan manfaat setiap riset ilmiah, sehingga harus dapat memberi nilai tambah bagi kehidupan. Sedangkan firman Allah, itulah Al-Qur'an, menjadi satu-satunya pembimbing kita untuk sampai pada tujuan hakiki dari hidup ini.


Temuan-temuan Iptek


Membicarakan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Spanyol, tak bisa lepas dari kerja besar pembangunan peradaban yang dilakukan para pembawa risalah Islam ke kawasan Eropa itu. Tak bisa juga dipisahkan dari kajian etika serta syari'at Islam yang didakwahkan para da'i.

Itulah yang mendorong semangat para ilmuwan Muslim Spanyol: Pengetahuan itu satu karena dunia juga satu, dunia satu karena Allah juga satu. Prinsip "tauhid" semacam ini yang menjadi koridor berpikir para ilmuwan muslim dalam mengembangkan sains dan teknologi.

Tak mengherankan jika temuan-temuan para ilmuwan muslim pada zaman ini sangat revolusioner. Jauh sebelum Wilbur Wright dan Oliver Wright menemukan pesawat terbang pada abad 20, usaha menemukan alat transportasi penerbangan sudah dilakukan oleh Abu Abbas Al-Fernass. Bahkan ia sudah mencoba terbang, meski kendaraan yang ditemukannya tak sempurna. Sayangnya, sejarah peradaban dunia Islam yang berbasis di Andalusi, Spanyol itu, tak terekam oleh Barat. Sementara catatan-catatan sejarah Islam, ditutup rapat untuk tak dijadikan referensi.

Toh sejarah tak bisa berdusta. Demikian halnya dalam pengembangan ilmu kedokteran oleh para pakar muslim. Selain Ibnu Rusyd, adalah Az-Zahrawi yang dikenal sebagai orang pertama yang memperkenalkan teknik pembedahan manusia. Az-Zahrawi yang lahir dekat Cordova pada 936 Masehi, dikenal sebagai penyusun ensiklopedi pembedahan yang karya ilmiahnya itu dijadikan referensi dasar bedah kedokteran selama ratusan tahun. Sejumlah universitas, termasuk yang ada di Barat, menjadikannya sebagai acuan.

Demikian halnya kontribusi ilmuwan Islam di bidang astronomi. Adalah Az-Zarqalli, astronom muslim kelahiran Cordova yang pertama kali memperkenalkan astrolabe. Yaitu suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur jarak sebuah bintang dari horison bumi. Penemuan ini menjadi revolusioner karena sangat membantu navigasi laut. Dengan demikian, transportasi pelayaran berkembang pesat selepas penemuan astrolabe. Sementara pakar geografi, Al-Idrisi, yang lahir di Ceuta pada 1099 Masehi, setelah menuntut ilmu di Cordova juga menemukan dan memperkenalkan teknik pemetaan dengan metode proyeksi. Suatu metode yang sama dengan yang dikembangkan Mercator, empat abad kemudian.

Eropa Berhutang Budi Temuan sains dan teknologi, serta kajian filsafat Muslim Spanyol, mengalir ke seluruh kawasan ibarat mengairi kekeringan kehidupan intelektual Eropa. Para pelajar dari Eropa Barat memenuhi perpustakaan-perpustakaan serta kampus-kampus perguruan tinggi yang dibangun oleh ilmuwan muslim di sana.

Pola pendidikan yang dikembangkan para ilmuwan muslim di sana, sungguh memikat para pelajar dari Eropa. Dalam kitabnya yang berjudul Muqaddimah, ulama Muslim terkemuka Ibnu Khaldun menilai metode pendidikan yang dikembangkan saat itu sebagai "Mengarahkan seseorang untuk mengerti sesuatu melalui apa yang dikerjakannya". Secara sederhana Ibnu Khaldun menyebutnya sebagai "Metode belajar dengan hati" atau "Learning by doing" dalam bahasa kita sekarang.

Kondisi inilah yang mencerahkan paradigma berpikir orang-orang Eropa. Menurut Montgomery, cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi "dinamo"nya, Barat bukanlah apa-apa.

Inilah yang sesungguhnya menjadi momentum Eropa memasuki masa Renaissance. Pada abad sembilan, demikian Montgomery, Universitas Cordoba menjadi gerbang Eropa memasuki zaman pencerahan. Sayangnya orang-orang Eropa merasa pencerahan mereka berawal pada abad enam belas dari Florence di Italy.

Yaitu pada saat pemimpin Eropa bersepakat 'meninggalkan' agama dalam segala aspek kehidupan dan mengembangkan apa yang disebut sekularisme. Akibatnya, keagungan peraaban Islam yang dibangun di Spanyol berakhir dengan tragis. Yaitu pada saat penguasa di sana menghancurkan semua karya pemikiran para ilmuwan muslim. Tidak hanya karya-karyanya yang dimusnahkan, para ilmuwannya pun disingkirkan.

Ibnu Massarah diasingkan, Ibnu Hazm diusir dari tempat tinggalnya di Majorca, kitab-kitab karya Imam Ghazali dibakar, ribuan buku dan naskah koleksi perpustakaan umum al Ahkam II dihanyutkan ke sungai. Ibnu Tufail, Ibnu Rushdy disingkirkan. Nasib yang sama, juga dialami Ibnu Arabi.

Akhirnya, kebijakan bumi hangus tersebut telah menyebabkan kesulitan merekonstruksi perjalanan sejarah Islam di Sevila, Cordoba, dan Andalusia sebagai bukti keagungan peradaban Islam di Spanyol tidak bias dipungkiri, meski kemudian sirna dihancurkan dalam Perang Salib. Tepat pada 2 Januari 1492, Sultan Islam di Granada, Abu Abdullah, untuk terakhir kalinya melihat Al Hambra...

Islam di Srilanka


Islam di Srilanka

Negara Srilangka terletak di selat India, tepatnya di bagian tenggara anak benua India. Luas negara ini 65 km2 dengan 9 propinsi dengan Colombo sebagai ibu kotanya yang terkenal keindahannya.

Penduduk negara ini berjumlah 20 juta jiwa dari berbagai etnis. Pemeluk agama Budha mencapai 69 % dari penduduk, suku Tamil 18 % dan kaum Muslimin 3 %. Srilangka terkenal akan keindahannya; perairan dan hijau-hijauan tampak di sepanjang mata memandang. Negara ini terkenal akan perkebunan teh dengan mutu tinggi yang membuat beberapa perusahaan perdagangan kaya. Di samping itu, negara ini juga terlenal dengan krajinan batu mulia. Nama lain Srilangka adalah Sailan.

Keindahan dan kesuburan tanah Srilangka membuat negara-negara penjajah tertarik ingin menguasainya. Selama tahun 1505-1658 negara ini dijajah oleh Portugal, 1658-1796 oleh Belanda, dan pada tahun 1796 Inggris menjajah negara ini kurang lebih selama 150 tahun sampai akhirnya negara ini merdeka pada tahun 1948.


Penyebaran Agama Islam

Islam telah masuk ke negara ini pada masa kekhalifahan Umar ibn Khattab. Ketika itu penduduk Sailan, nama lain Srilangka, mendengar tentang adanya agama Islam, lalu mereka mengirim utusan ke khalifah Umar dan akhirnya mereka masuk Islam.

Sekembalinya ke Sailan, mereka menyerukan agama Islam kepada para penduduk dan mulailah kejayaan Islam. Para pedagang muslim mulai berdatangan dan menyebar, sehingga perdagangan mereka bersama-sama dengan penduduk Sailan mencapai kejayaan dan posisi penting di negara tersebut sampai akhir abad ke 15.

Kemudian kaum muslimin dilanda musibah besar dengan berdatangannya kaum penjajah. Keadaan mereka berbalik 180 derajat dan mereka mengalami berbagai macam penderitaan. Penjajah Portugal melakukan peindasan dan pengusiran terhadap mereka, bahkan beribu-ribu orang telah dibunuh, karena mereka mengadakan perlawanan dalam rangka mempertahankan Sailan.

Orang-orang Portugal mengusir kaum muslimin dari ibu kota, menghambat gerak-gerik mereka dan memecat mereka dari pekerjaan, bahkan sebagian dari mereka ada yang dibakar hidup-hidup. Orang-orang Portugal menutup sekolah-sekolah kaum muslimin dan mulai melancarkan gerakan kristenisasi di berbagai pelosok negeri.

Lalu datang masa penjajahan belanda yang memerintah negri ini dengan kekerasan, membuat undang-undang yang melarang kaum muslimin melakukan kegiatan ibadah, menindas serta memaksa mereka membayar pajak kematian; yaitu bahwa setiap orang harus membayar pajak sebagai jaminan perlindungan kehidupan mereka, merampas harta benda mereka, dan melarang mereka melakukan aktifitas perdangan atau berhubungan dengan para pedagang muslim lainnya.

Dan terakhir datang penjajah inggris yang melakukan siasat adu domba dan selalu kaum muslimin menjadi korban pembodohan dan penindasan.

Kemerdekaan srilangka

sumber: majalah Dakwah edisi 002

Muslim Di China

Muslim di Cina

A. SEJARAH

Islam masuk ke negeri tiongkok,menurut catatan sejarah yaitu pada akhir masa dinasti sui/menjelang berdirinya dinasti tang(abad ke 7 m),pada awalnya dibawah oleh saudagar-saudagar arab yang datang di sekitar bandar kanton(guang dong),dan bandar quanzhou(bahkan sampai sekarang masih ada keturunan arab tinggal di kota ini dan banyak makam para ulama islam tionghoa keturunan arab di kota quanzhou tersebut

Islam mengalami masa kegemilangan pada zaman dinasti ming(1368-1644),pada masa sebelumnya,dinasti yuan(1279-1368),orang-orang muslim banyak menduduki pos-pos penting di pemerintahan,seperti jabatan di berbagai jawatan kementerian serta sekretariat negara,dinasti yuan adalah dibangun oleh suku mongolia di tiongkok,orang mongolia memang mahir berperang namun tidak mengerti administrasi dan pengelolahan negara oleh karena bangsa han yang ditaklukannya lebih maju peradapannya maka timbul keinginan untuk mengangkat turunan muslim untuk menduduki jabatan negara karena faktor politik tidak memungkinkan mengangkat orang-orang han pada waktu itu,namun bukan berarti waktu itu umat islam tidak mengalami tekanan ,karena ada perbedaan budaya yang besar sekali antara pemerintah mongol dan kebanyakan muslim pada saat itu sehingga menimbulkan orang muslim juga diperlakukan tidak adil sehingga mempelopori berdirinya dinasti ming dengan mengadakan perlawanan terhadap pihak dinasti yuan,kemudian pada masa dinasti ming itu banyak pejabat negara yang beragama islam,dan pernah kaisar ming cheng zhu,mengirim misi muhibah persahabatan yang dipimpin oleh laksaman zhenghe yang muslim menuju ke negara asia tenggara,india,semenanjung arab dan afrika barat,setelah dinasti ming runtuh bangsa man dari utara menggantikan pemerintahan ming mendirikan dinasti qing,pada zaman itu umat islam yang tinggal di china barat laut mendapat tekanan dari kerajaan qing,karena banyak umat islam pada waktu itu mendukung dinasti ming,banyak perlawanan yang dilakukan oleh pahlawan-pahlawan muslim pada waktu itu kepada dinasti qing,dan belakangan diikuti oleh orang-orang han sehingga pendiri republik tiongkok(republic of china) dr.sun yat zen(sun zhong shan) di dalam san min zhu yi(tiga landasan pokok negaranya mengakui keberanian pahlawan-pahlawan muslim sebagai sumber inspirasi utama perjuangan kebebasan negara tiongkok modern,pada masa republik tiongkok/republic of china(1911-1949) umat islam banyak menduduki pos-pos kementerian negara,dan menjadi petinggi partai kuo min tang,pada waktu itu banyak madrasah didirikan, menurut catatan pemeintah nasionalis kuo min tang yang sampai sekarang menguasai taiwan,di beijing hampir ada 40 masjid,hingga kini dibawah pemerintahan komunis republik rakyat china tinggal 3 masjid,sisanya di alih fungsikan sebagai pabrik.

keadaan muslim sesudah berdirinya republik rakyat china/the people's republic of china(1949-)di bawah gong chan tang/partai komunis china sebagai partai tunggal dalam negara pada mulanya sangat sulit,terutama pada saat revolusi

kebudayaan(1966-1976),waktu itu umat islam dan umat beragama lain dilarang beribadah,al-qur'an dibakar dan tidak diperkenenkan untuk membacanya,masjid-masjid ditutup dan dialih fungsikan untuk kepentingan olahraga,setelah era keterbukaan(1980-sekarang),umat islam kembali menghirup udara segar,masjid-masjid berfungssi kembali segala kegiatan islam berkembang pesat,taraf kehidupan muslim juga maju.Sekarang ini telah ada asosiasi islam republik rakyat china(zhongguo yisilan xie hui),juga banyak pusat kajian islam dan pesantren berdiri,seperti salah satunya qinghai koran institute,di ibukota propinsi qinghai,xining.bahkan sebagian produk makanan di china telah mencantumkan produk halal atas rekomendasi dari asosiasi islam RRC,sekarang bahkan pemerintah telah memfasilitasi haji lewat beijing dan lanzhou(propinsi gansu),beberapa wilayah yang mayoritas muslim diberikan hak otonomi untuk melaksanakan kebebasan beragama dan menjalankan kebudayaannya sendiri,bahkan banyak orang tua muslim yang menyekolahkan anak-anaknya ke timur tengah untuk memperdalam islam.
B. peranan muslim china terhadap negaranya:

1.dalam bidang agama dan pendidikan:

banyak cendekiawan islam sekarang ini yang mahir dalam ilmu-ilmu keislaman,seperti majihan(alumnus univ al-azhar) yang menerjemahkan qur'an dari bahasa arab ke bahasa tionghoa,dan kemudian salinan terjemahannya dijadikan acuan cetak oleh pemerintah arab saudi untuk mencetak terjemahan qur'an bahasa tionghoa yang telah disebarkan ke seluruh dunia,kemudian wang jingzhai yang menejemahkan qur,an dalam bahasa tongkok dalam tiga tahapan yaitu terjemahan ilmiah,sederhana dan mudah supaya dapat dipelajari oleh pembaca yang mempunyai tahapan pengetahuan yang berbeda,dll.

2.dalam bidang iptek:

pertama-tama orang tiongkok yang mengembangkan penemuan bangsa han adalah orang-orang islam seperti,mesiu orang islam yang pertama-tama memanfaatkan untuk dibuat bahan senjata meriam sehingga meriam pertama kali disebut hui hui canons(hui+muslim),kedua dengan tekhnologi kompas ma zheng he(ma san bao),mengadakan pelayaran muhibah persahabatan dengan negara-negara lain di luar tiongkok.

3.dalam bidang pemerintahan dan militer:

orang-orang muslim selalu dalam barisan nomor depan dalam masalah-masalah kenegaraan,seperti dapat kita lihat sejak zaman dinasti tang,song,yuan,ming hingga pemerintahan republik nasionalis,selalu menempati pos kementerian negara dan jawatan penting lainnya serta dalam bidang militer umar bai zhong si seorang jenderal kuo min tang di masa republik nasionalis telah menyumbangkan keberaniannya demi negara di dalam memimpin tentara republik menghadang agresi jepang.

C.kondisi sekarang

Republik rakyat china dengan populasi yang hampir 1,5 milyar,memiliki 56 suku,dengan bangsa han menduduki 92%,sisanya adalah suku minoritas,tapi mayoritas bangsa han tidak beragama sebagian kecilnya menganut budha,tao dan belakangan ini ada yang nashrani,sedangkan suku yang memeluk agama islam adalah suku hui,suku uighur,tajiks,uzbeks,kazakh,tatar,salar,bao'an,dong xiang dan kirgiz.Mereka banyak tinggal diwilayah bagian barat laut,timur laut dan bagian utara tiongkok,seperti di daerah propinsi gansu,propinsi qinghai daerah otonomi ningxia dan daerah otonomi xinjiang(4 daerah mayoritas),propinsi shaanxi, shan xi,yunan,bagian barat daerah otonomi mongolia dalam,propinsi taiwan dan ibukota beijing.Secara kasar oleh orang asing yang tidak belajar kebudayaan tiongkok menggangap bangsa tionghoa dalah orang han saja, tapi suku miniritas lainnya juga termasuk bangsa tionghoa.

kata islam dalam bahasa tionghoa disebut huijiao(karena identik dengan suku hui),atau qingzhen jiao(merujuk pada kata qing jernih,murni dan zhen yang berarti sungguh,asli,atau terjemahan arb dari kata halal,karena orang muslimtidak makan babi dan minum arak,juga kebiasaan muslim tiongkok yang tidak merokok?masjid dinamai qingzhen si),atau disebut pula tianfang jiao merujuk pada kata tianfang yang berarti rumah tuhan/baitullah, baru belakangan disebut yisilan jiao, penganutnya disebut huizu(merujuk pada suku hui)atau musilin(muslim),peninggalan berupa masjid, yang tertua di kota guangzhou(propinsi guangdong)masjid huai sheng,dibangun pada masa dinasti tang,masjid feng huang di kota hangzhou(propinsi zhejiang),dibangun pada masa dinasti song utara,masjid quanzhou dipropinsi fujian juga dibangun pada masa dinasati tang,kemudian masjid tian e di kota yangzhou( propinsi zhe jiang).selain itu masjid lainnya yang terkenal adalah masjid niujie,masjid huashi dan masjid dongsi di kota beijing yang berasitektur khas tiongkok,,masjid shaan xi di kota xi'an,masjid dongguan di kota xinning serta masjid ai di ga di daerah kashi di xinjiang yang disebut masjid terbesar di china/dalam perayaan idul kurban bisa menampung 7000-8000 jama'ah.Yang menarik perhatian; muslim di tiongkok merayakan idul kurban kebih meriah dan lebih besar dari perayaan idul fitri.



sumber:
-zhongguo wenxue yu zhongguo wenhua zhishi,(chinesse literature and chinese culture),terbitan dongnan university nanjing tahun 2005
-fan gu xi yang,terbitan ke xue pu ji press beijing,tahun2005
-illustrated history of china,beijing press,tahun 2004
-perkembangan islam di tiongkok,karya DR ibrahim tian ying ma ,terbitan bulan bintang
-china radio international website